Skip to main content

Step 2.5


Penantian.


Hari penantian pengumuman terasa sangat lambat. Kata demi kata yang saya dengar dan baca di berbagai sumber berita rasanya selalu berulang-ulang dari pagi hingga malam. Kemudian saya mulai membongkar berbagai folder foto-foto di laptop dan kertas coretan lama di kamar saya. Tanpa disadari, ternyata saya telah banyak menyimpan foto-foto negara-negara yang ingin kunjungi, biasanya sih saya copy dari foto traveller di pinterest. Di kertas coretan waktu kuliah pun ternyata sering banget saya gambar-gambar coretan tentang negara-negara lain. Memang sejak kecil saya sangat senang bepergian, dan selalu bermimpi untuk menjelajah berbagai tempat baru. Secara nggak sadar, foto-foto itu, coretan-coretan itu, menumbuhkan berbagai semangat dan perasaan yang lumayan lucu di hati. Agak gemeteran dikit waktu membayangkan, rasa takut juga ada, tapi sebagian besar perasaan yang dirasakan justru semakin terpompa buat segera menjelajah. Negara mana aja yang ingin banget saya kunjungi? Tunggu di post selanjutnya ya! :)

Waktu membongkar kertas-kertas itu, saya juga menemukan satu lembar kertas dengan ikatan tali putih di atasnya. Ini adalah kertas permohonan dari karya Yoko Ono yang ditampilkan di ARTJOG 8 beberapa bulan lalu. Sebenarnya saya sudah menggantungkan harapan saya di pohon harapan atau "Wish Tree" karya Yoko Ono waktu itu, tapi karena saya datang ke ARTJOG dua kali, saya simpan kertas permohonan yang kedua dan belum saya isi. Kemudian saya tuliskan dengan penuh doa, masih gemeteran juga karena takut terlalu muluk-muluk. Setelah menulisnya, saya gantungkan di meja belajar saya, dekat kalender. untuk mengingatkan bahwa saya punya target, dan saya punya waktu untuk mengejarnya.



Setelah menanti beberapa minggu, akhirnya datang juga pengumuman yang berisi undangan wawancara 

I WAS EXTREMELY EXCITED AND NERVOUS AT THE SAME TIME !!

Saya memilih lokasi wawancara di Yogyakarta, yang lokasi wawancaranya ada di Gedung Keuangan Negara, Jl. Kusumanegara. Saya langsung refleks command + f nama saya. Akhirnya ketemu juga, saya dapat kelompok wawancara 8 dan kelompok Essay dan LGD 11B. Saya mendapatkan waktu wawancara pada hari kedua yaitu 20 Agustus 2015. Agak deg-degan sih, karena saya terima email undangan tersebut baru tanggal 15 Agustus 2015, jadi mepet banget ! Saya dapat jadwal kurang lebih seperti ini :

08.50 – 09.20           Essay on The Spot
09.30 – 10.20           LGD
13.00 – 14.00           Verifikasi Data
15.20 – 16.00           Wawancara

Setiap peserta pasti punya jadwal yang berbeda-beda ya urutannya. Jadi saya ceritakan berdasarkan urutan saya aja ya..

Pagi itu hari yang cukup cerah, saya bangun pagi dengan lebih semangat daripada hari biasanya. Cukup nervous, tapi dengan berbekal doa dan semangat dari orang tua serta teman-teman saya, saya semakin mantap. Saya cek ulang tas saya berisi semua dokumen asli, clipboard, pena, dan bekal makanan dan minuman. Saya mengucapkan doa, dan memandang tulisan motivasi yang ada di dinding kamar saya, kemudian berangkat bersama Valerie (motor kesayangan) saya. Sampailah saya di Gedung Keuangan Negara pada pukul 07.15. Saya melihat banyak sekali peserta yang sudah hadir. Ada yang duduk-duduk, ada yang ngobrol, ada yang sarapan, ada yang sudah agak goyang-goyang panik (hehe.. nervous kali ya). Saya kemudian berkenalan dengan beberapa orang dan ternyata kami satu kelompok! Lumayan lega juga dapat berkenalan dengan mereka dari pagi, sehingga bisa bareng-bareng terus waktu seleksi nanti. Setelah ngobrol agak panjang, kemudian ruang verifikasi dibuka. Kemudian kami masuk ke ruang verifikasi untuk absen saja, tapi belum verifikasi.

Setelah ini saya akan bahas kegiatan seleksi per tahap dalam post yang terpisah ya. Stay tuned !

xx,


T.

Comments

Popular posts from this blog

Titis dan Tempe

Hai semuanya ! Today I will post about the latest activity that I am proud of (because normally I wouldn't even think of doing this). I am going to talk about my day with TEMPE !! (Btw maaf ya bahasanya agak campur-campur for this blog. I am too friggin' excited to share this, I ignore all of the language stuffs). I am talking about tempe-food not Tempe, my friend. This is my friend, his name is Tempe. Tempe is a guy. He has a band with Wednes called Rabu. Tempe wants to get his scholarship too, soon. Tempe is nice.  Be like Tempe. ... Maaf untuk intermezzo barusan yang agak tidak penting. YOW! Now I will start to write about tempe the food. So some of you may know that I will be going abroad very soon (still waiting for my visa to be granted - fingers crossed, toes crossed, everything crossed). The thing that my family and my friends are concerned of is that I will be missing a lot of things from Indonesia, especially the food (ayam geprek, rawon,

No more after five, part 1 : Belajar di Swedia

Hi! It's been one heck of a rollercoaster journey since I arrived in Sweden to study. Since the journey is so challenging yet exciting at the same time, I don't even know where to start to write about my story as an international student here. Since this information might be more helpful for you, my fellow Indonesian, who wants to study abroad (especially in Sweden), I am gonna write in Bahasa this time (this is time for you to learn Bahasa Indonesia, my dear fellow Chalmerists :p). Oke! Kita mulai ya! Biar topiknya tersusun agak rapi dan nggak membingungkan, mungkin saya bagi tulisan ini menjadi beberapa bagian ya! Itu pintu masuk kampus tercinta. Tapi gedung Titis is 20 menit jalan kaki dari situ :( Belajar di Swedia Belajar di Swedia adalah pilihan pertama saya (dan satu satunya pilihan saya) sebelum saya memutuskan untuk daftar LPDP. Sebenarnya untuk mendaftar kuliah di Swedia itu nggak terlalu sulit dan nggak ribet karena sistemnya semua sudah terint

The Rare Sunlight

Sun-kissed in winter time It was not my nature to check the weather forecast every start of the day, but it is now becoming a daily basis where I wish the weather will be as friendly as possible. It’s not that I am not used to the windy and cold weather yet, but maybe coming from a very bright and sunny place kind of makes me underestimate how the sun surely be missed in this gloomy and dark side of the globe, especially in this particular season of the year, winter. This country has changed my mind about the sun. I used to cover up my whole body before I went out on a sunny day in my hometown, but now I am always looking forward to enjoy the sunlight. To all my Swedish friends, now I get it why you guys love the sun so much. It was the second day of 2017, where I was absolutely thrilled to see the weather forecast says 2 degree Celcius and sunny in Gothenburg, Sweden (I am officially adapted to this kind of temperature now, yay!). It was a perfect day where I could go outsi